Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum pada jenjang manapun harus didasarkan pada asas-asas tertentu.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.
Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus.
Seller memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum.
Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enam aspek, yaitu:
1. Tujuan pendidikan menyangkut arah pendidikan. Artinya, hendak dibawa kemana siswa yang kita didik
2. Pandangan tentang anak: apakah anak diangap sebagai organisme yang aktif atau pasif.
3. Pandangan tentang proses pembelajaran
4. Pandangan tentang lingkungan
5. Konsepsi tentang peranan guru
6. Evaluasi belajar
Dengan demikian, maka pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi kurikulum sebagai pedoman yang kemudian membentuk kerikulum tertulis dan sisi kurikulum sebagai implementasi yang tidak lain adalah sistem pembelajaran.
Proses pengembangan berbeda dengan perubahan dan pembinaan kurikulum. Perubahan kurikulum adalah kegiatan atau proses yang disengaja manakala berdasarka hasil evaluasi ada salah satu atau beberapa komponen atau yang yang harus diubah; sedangkan pembinaan adalah proses untuk mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dilaksanakan. Oleh sebab itu pengembangan dan pembinaan kurikulum merupakan dua kegiatan yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan, sebab apa artinya rancangan kurikulum tanpa diimplementasikan.
Demikianlah hakikat pengembangan kurikulum mudah-mudahan bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar